![]() |
By: Istimewa |
Jember, Sorot86 Komitmen Bupati Jember terkait persoalan nasib rakyat tak perlu diragukan, ini terlihat dari konsistennya pemerintahan Faida- Muqit Arief dalam menolak tambang Silo.
Kamis, 17/9/2020 ditengah padatnya kegiatan pembagian kartu tani di beberapa desa di Kecamatan Sukorambi, Faida menyempatkan menemui pengunjuk rasa dari Perhimpunan Mahasiswa Islam.Indonesia, yang tengah berorasi di depan kantor Pemkab Jember untuk memperjuangkan nasib petani Puger yang dirugikan atas keputusan PT Imasco soal saluran irigasi. Bahkan dihadapan mahasiswa, Faida minta agar perwakilan Mahasiswa dan Petani Puger bisa ikut ke Jakarta mendampingi Dinas Cipta karya dan Dinas Bina marga , ke pemerintah pusat yang paling berwenang memutuskan masalah ini.
" Saya minta perwakilan PMII dan petani mendampingi dinas terkait ikut ke Jakarta, menyampaikan secara langsung persoalan tersebut ke pemerintah pusat sebagai pihak yang paling berwenang atas tibdak lanjut persoalan kasus itu" kata Faida.
Unjuk rasa yang digelar didepan kantor Pemkab , meminta agar saluran irigasi yang dibuat oleh perusahaan semen Imasco segera dikembalikan ke saluran semula.
Saluran yang dibuat perusahaan tersebut merupakan uji coba , namun gagal karena aliran air tidak sampai ke hilir, akibatnya sawah petani kekurangan air.
Bupati Faida bangga dan semangat kepada petani dan mahasiswa yang konsisten dengan perjuangannya .Dan bupati semangat untuk menyelesaikan dengan tuntas .
Pemerintah pusatpun sudah berkomitmen untuk memfasilitasi penyelesaian tersebut " kita tunggu jadual dari pusat, karena itu memang kewenangan pusat. Kita hadir bersama sama, agar apa yang disampaikan bisa didengar bersama sama" tuturnya dihadapan pengunjuk rasa.
Pada unjuk rasa PMII sebelumnya, Bupati Faida juga dengan cepat merespon aspirasi mereka dengan mengirim surat ke pemerintah pusat yang ditembuskan ke sejumlah instansi pemerintah lainnya, termasuk Gubernur Jawa Timur.
Pengiriman surat tersebut sebagai bagian dari sikap pemerintah saat ini. “Kami tidak ingin huru hara, tetapi solusi yang tuntas. Kita tunggu jadwal dari kementerian,” tegas Bupati Faida.
Pada pertemuan di bawah terik matahari itu, Bupati Faida mengapresiasi PMII, karena telah memperjuangkan nasib petani, tanpa ada kepentingan yang lain. Bupati memegang komitmen itu, sebagimana memegang komitmen untuk menolak tambang di Silo.
“Saya percaya kalian melaksanakan ini sebagai satu idealisme anak muda, idealisme mahasiswa dalam mengambil peran dalam pembangunan,” ucap Bupati Faida melalui pengeras suara.
Menurut Bupati Faida, ada kewenangan yang harus dibagi antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat dalam menyelesaikan masalah itu.
“Yang kita jaga, yang kita kawal, yang kita perjuangkan adalah satu saja, yaitu petani harus dapat air, sampai di sawah paling ujung. Bukankah itu yang kita perjuangkan," tegas Bupati.( Ary).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar